Minggu, 04 September 2016

KRITERIA WANITA IDAMAN DI DALAM ISLAM



Setiap pria pasti punya kritera tersendiri didalm memilih pasangan atau calon istri yang bisa menjadi teman hidupnya. Tapi apakah kriteria tersebut telah sesuai dengan yang  ada di dalam Al qu’an dan hadist? Atau bagi pria yang sedang ta’aruf atau sedang memiliki sesorang didekatnya telah memiliki kriteria pasangannya  yang terdapat dalam Kitab Suci Al Qur’an dan hadist.  Karena kita tidak dapat memungkiri bahwa Al Qur’an dan hadist terdapat banyak jawaban dari segala permasalahan hidup kita dan merupakan tuntunan bagi hidup kita untuk mencapai keridhaan Illahi. Jadi tidak salah bukan jika kita merujuk ke kitab Suci Al Quran dan hadist mencari kriteria wanita idaman yang terdapat didalam Al Qur’an dan hadist. Dan para wanita muslimah tidak salah menyimak kriteria wanita idaman yang telah di ungkapkan dalam Al Qur’an dan hadist  sebagai tuntunan hidup yang bahagia dunia dan akhirat. Dan inilah beberepa kritera wanita idaman didalam Al Qur’an dan hadist:

1.      Mudah di khitbah, mahar, dan keturunannya.
Kriteria wanita yang diidamkan adalah yang memudahkan pinangannya, tidak memberatkan maharnya dan sehat jasmani dan rohani terutama subur atau dapat memiliki keturunan. Ini telah diterang ke dalam hadist seperti berikut:
 عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : أَعْظَمُ النِّسَاءِ بَرَكَةً أَيْسَرُهُنَّ مَئُونَةً
Dari Aisyah ra bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Wanita yang paling besar berkahnya adalah yang paling mudah mahar dan biaya hidupnya”.

عَنْ عاَئشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مِنْ يُمْنِ الْمَرْأةِ أنْ تَتَيَسَّرَ خِطْبَتُهَا وَأنْ يَتَيَسَّرَ خِطْبَتُهَا وَأنْ يَتَيَسَّرَ رَحِمُهَا
Dari Aisyah ra bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Diantara tanda keberkahan seorang wanita adalah jika mudah pinangannya, mudah mudah maharnya dan mudah rahimnya (subur rahimnya) 
.
2.      Rajin beribadah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memerintahkan seorang pria untuk memilih perempuan yang baik agamanya karne jika baik agamanya maka ibadahnya juga baik dengan kata lain rajin beribadah. Beliau bersabda:

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
 Perempuan itu dinikahi karena empat faktor yaitu agama, martabat, harta dan kecantikannya. Pilihlah perempuan yang baik agamanya. Jika tidak, niscaya engkau akan menjadi orang yang merugi.
Perhatikanlah kisah berikut yang menunjukkan keberuntungan seseorang yang memilih wanita karena agamanya.Yahya bin Yahya an Naisaburi mengatakan bahwa beliau berada di dekat Sufyan bin Uyainah ketika ada seorang yang menemui Ibnu Uyainah lantas berkata, “Wahai Abu Muhammad, aku datang ke sini dengan tujuan mengadukan fulanah -yaitu istrinya sendiri-. Aku adalah orang yang hina di hadapannya”. Beberapa saat lamanya, Ibnu Uyainah menundukkan kepalanya. Ketika beliau telah menegakkan kepalanya, beliau berkata, “Mungkin, dulu engkau menikahinya karena ingin meningkatkan martabat dan kehormatan?”. “Benar, wahai Abu Muhammad”, tegas orang tersebut. Ibnu Uyainah berkata; 
 
مَنْ ذَهَبَ إِلىَ العِزِّ اُبْتُلِيَ بِالذَّلِّ وَمَنْ ذَهَبَ إِلَى الماَلِ اُبْتُلِيَ بِالفَقْرِ وَمَنْ ذَهَبَ إِلىَ الدِّيْنِ يَجْمَعُ اللهُ لَهُ العِزَّ وَالماَلَ مَعَ الدِّيْنِ
Siapa yang menikah karena menginginkan kehormatan maka dia akan hina. Siapa yang menikah karena cari harta maka dia akan menjadi miskin. Namun siapa yang menikah karena agamanya maka akan Allah kumpulkan untuknya harta dan kehormatan di samping agama”.

3.      Wanita yang betah tinggal dirumah
Di antara yang diteladankan oleh para wanita salaf yang shalihah adalah betah berada di rumah dan menjaga dan menididk anaknya dengan baik maupun bersungguh-sungguh menghindari laki-laki serta tidak keluar rumah kecuali ada kebutuhan yang mendesak. Hal ini dengan tujuan untuk menyelamatkan masyarakat dari godaan wanita yang merupakan godaan terbesar bagi laki-laki.
Allah Ta’ala berfirman:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu” (QS Al Ahzab: 33).
Ibnu Katsir ketika menjelaskan ayat di atas mengatakan, “Hendaklah kalian tinggal di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian keluar rumah kecuali karena ada kebutuhan”.Disebutkan bahwa ada orang yang bertanya kepada Saudah -istri Rasulullah-, “Mengapa engkau tidak berhaji dan berumrah sebagaimana yang dilakukan oleh saudari-saudarimu (yaitu para istri Nabi yang lain, pent)?” Jawaban beliau, “Aku sudah pernah berhaji dan berumrah, sedangkan Allah memerintahkan aku untuk tinggal di dalam rumah”. Perawi mengatakan, “Demi Allah, beliau tidak pernah keluar dari pintu rumahnya kecuali ketika jenazahnya dikeluarkan untuk dimakamkan”. Sungguh moga Allah ridha kepadanya. Ibnul ‘Arabi bercerita, “Aku sudah pernah memasuki lebih dari seribu perkampungan namun aku tidak menjumpai perempuan yang lebih terhormat dan terjaga melebihi perempuan di daerah Napolis, Palestina, tempat Nabi Ibrahim dilempar ke dalam api. Selama aku tinggal di sana aku tidak pernah melihat perempuan di jalan saat siang hari kecuali pada hari Jumat. Pada hari itu para perempuan pergi ke masjid untuk ikut shalat Jumat sampai masjid penuh dengan para perempuan. Begitu shalat Jumat berakhir mereka segera pulang ke rumah mereka masing-masing dan aku tidak melihat satupun perempuan hingga hari Jumat berikutnya”. 
 
Dari Abdullah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْمَرْأَةَ عَوْرَةٌ، وَإِنَّهَا إِذَا خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ فَتَقُولُ: مَا رَآنِي أَحَدٌ إِلا أَعْجَبْتُهُ، وَأَقْرَبُ مَا تَكُونُ إِلَى اللَّهِ إِذَا كَانَتْ فِي قَعْرِ بَيْتِهَا”
Sesungguhnya perempuan itu aurat. Jika dia keluar rumah maka setan menyambutnya. Keadaan perempuan yang paling dekat dengan wajah Allah adalah ketika dia berada di dalam rumahnya”.

4.      Mempercatik diri untuk suami

Jika seorang wanita berpikir bahwa ia hanya perlu bersolek atau mempercantik diri dihadapan orang lain, sementara dihadapan suami hanya berpenampilan seadanya; bahkan ada yang berpikir tidak perlu dan malas merias diri jika dihadapan suami sendiri. Padahal, justru dihadapan suamilah seharusnya seorang istri membaguskan penampilannya karena memang suami adalah mahramnya dan halal untuk melihat dirinya.

Sedangkan jika dihadapan khalayak ramai, seorang wanita diwajibkan untuk menutupi auratnya. Rasulullah SAW bersabda yang artinya;
 
“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalehah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud).

Itulah beberapa kriteria wanita idaman didalam islam semoga para  pembaca muslimah dapat memenuhi kriteria tersebut dan dapat menta diri lebih baik lagi sehingga pria muslim dapat menemukan wanita yang di idamkan sesuai tuntutan islam. Amiiin... Semoga bermanfaat.wassalamu'alaikum...sobat.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar